Sunday, March 20, 2011

Alat Pemanggil Burung Walet dan Sriti

Burung punya telinga lho.... nih....

  

   Oleh sebab itu burung bersuara untuk berkomunikasi, suara burung terutama berfungsi sebagai cara untuk menarik pasangannya. Setelah mendapatkan pasangannya mereka lalu berumah tangga dan membuat sarang. Jika burung tersebut adalah burung walet atau sriti, sarangnya sungguh-sungguh sangat berharga !!! Harganya puluhan juta per kilonya.

   Suara burung yang lain terdengar terlalu merdu untuk tidak didengarkan, lalu dilombakan dan jika menang puluhan juta pula melayang ke kantong.

   Jadi suara burung betul-betul berharga !!! Untuk mencapainya kita perlu alat yang dapat membantu kita mengumpulkan burung-burung agar membuat sarang di tempat yang kita inginkan, caranya dengan menarik burung melalui suara tiruan burung yang 100% mirip suara burung asli. Sehingga "mereka" (burung-burung itu) tertarik untuk hinggap di tempat di mana sumber suara burung kita tempatkan. Atau bagi penggemar merdunya suara burung, juga tersedia alat untuk merangsang burung bersuara, biasanya memang ada kecenderungan burung-burung jantan tidak mau kalah dalam berkicau, jadi jika kita memperdengarkan kicau tiruan dari alat ini maka "mereka" (burung-burung itu) akan berkicau makin oke.

   Alat tersebut seperti ini (maaf cuman sketsa karena dibuat spesial hanya berdasarkan pesanan) :


Fitur-fiturnya :
  • Dilengkapi timer canggih [lihat cara pengoperasian timer di artikel lain halaman ini]
  • Dilengkapi MP3 player berisi file suara burung walet , sriti , dan berbagai suara burung
  • Dilengkapi UPS, sehingga alat sama sekali tidak terpengaruh oleh supplay listrik PLN
  • Baterai dapat tahan selama 2 minggu dalam keadaan tanpa listrik PLN
  • Overcharging protector, walaupun listrik PLN tidak pernah mati , baterai akan selalu terjaga 100% full, tidak drop atau rusak karena overcharge
  • Tweeter berkualitas
  • Dilengkapi tone control untuk menyesuaikan nada yang paling pas bagi telinga burung
Harga?  Rp 1.900.000,00  ajah !!!!
Pemesanan :   Icah , (0341) 8493366

    Timer Murah Meriaaaah

    • Pengaturan waktu timer nyala dan mati
      • Tekan tombol timer untuk masuk ke pengaturan timer waktu menyala yang pertama
     
      • Untuk mengatur hari , tekan tombol week, di sini ada beberapa pilihan pola hari, sesuaikan dengan yang anda mau
      • Untuk mengatur jam , tekan tombol hour, anda dapat menahannya agar nomor berubah otomatis, hentikan di jam yang anda mau
      • Untuk mengatur menit , tekan tombol minute, anda dapat menahannya agar nomor berubah otomatis, hentikan di menit yang anda mau

      • Tekan tombol timer untuk mengatur waktu timer mati yang pertama, dengan pengaturan hari , jam , menit yang sama
      • Tekan tombol timer lagi untuk masuk ke pengaturan timer waktu menyala yang ke dua , dengan pengaturan hari , jam , menit yang sama
      • Tekan tombol timer untuk mengatur waktu timer mati yang ke dua, dengan pengaturan hari , jam , menit yang sama
      • Demikian seterusnya sampai pengaturan timer menyala dan mati yang ke delapan
      • Tekan tombol clock lagi untuk kembali ke tampilan jam
      • Timer anda siap untuk beroperasi


    Friday, March 11, 2011

    Membuat charger yuk !!!

       Memiliki sumber energi bertipe "chargeable" tentu sangat menguntungkan, karena benda ini adalah penyimpan   energi yang dapat diandalkan untuk menyuplai kebutuhan energi kita seperti saat listrik mati atau melakukan kegiatan outdoor. Tetapi jangan lupa untuk mengondisikan sumber energi tersebut, entah berupa baterai atau accu, selalu dalam keadaan "ready to use". Pada beberapa tipe seperti baterai handphone atau camera biasanya sudah dilengkapi charger, tetapi untuk baterai kering atau accu tidak. Memang itu diperuntukkan untuk alat-alat yang charger sudah "built in" di dalam alat tersebut seperti "emergency lamp" atau bahkan motor dan mobil.
       Tetapi charger yang ada kadang tidak memberikan suplai energi yang tepat dan aman, "emergency lamp" misalnya, menggunakan "transformerless power supply" yang hanya menggunakan rangkaian 'apa adanya' untuk menurunkan tegangan AC 220 V, menyearahkannya, lalu menyuplai baterai kering 6V begitu saja. Tidak heran lampu-lampu emergensi begitu mudah menurun kemampuannya dan berakhir sebagai rongsokan. Hal ini karena "maintenance" baterai yang kurang tepat.
       Di artikel ini akan ditunjukkan bagaimana sebuah charger bekerja dan anda dapat memutuskan cara yang tepat dan bijak untuk mengisi ulang sumber energi anda.
       Berkurangnya energi suatu baterai / accu ditandai dengan menurunnya tegangan yang dapat diberikan olehnya. Baterai kering 6 V misalnya, saat 'habis' menunjukkan tegangan di bawah 6 V dan saat 'penuh' menunjukkan tegangan sekitar 6,45 V. Untuk mengisi ulang baterai tersebut kita memerlukan tegangan yang lebih tinggi daripada itu, misalnya 6,8 - 7,2 V , dengan demikian akan ada arus yang mengalir untuk meningkatkan jumlah muatan di dalam baterai tersebut.
       Penggunaan trafo untuk mengisi ulang adalah cara yang paling tepat, sebuah trafo dapat menyediakan beberapa level tegangan seperti 3V , 4.5V , 6V , 7.5V , 9V , 12 V , dan seterusnya. Hal ini menguntungkan dalam hal membuat sebuah charger multi-tegangan sehingga dapat men-charge berbagai macam baterai /accu dengan hanya menambahkan sebuah selektor tegangan.
    • Jadi apakah sebarang adaptor dapat digunakan ? Yup ! Tapi kan lebih oke bikin sendiri (lebih mantap gitu..). Tinggal menambahkan amperemeter "built up by ourselves"
    • Bagaimana dengan tegangan yang digunakan, sama dengan tegangan baterai atau lebih tinggi ? ini terserah anda ajah, mau pilih "fast" atau "slow" , dengan tegangan yang lebih tinggi tentu arus yang mengalir makin besar dan baterai makin cepat penuh. Efek negatifnya, arus besar dapat mengurangi umur suatu baterai karena bila elektrode-elektrode di dalamnya teraliri arus besar akan menaikkan suhu baterai bahkan elektrode-elektrode tersebut dapat melengkung , retak , dan hancur.     Sebenarnya pilih ajah tegangan yang sama, karena tegangan yang dihasilkan trafo sebenarnya masih merupakan tegangan AC. Saat tegangan tersebut disearahkan oleh diode dan di-filter oleh kapasitor maka tegangan yang kita peroleh sekitar 1,4 kali lebih besar. Jadi bila kita memilih tegangan 6 V kita akan memperoleh tegangan output 8,4 V dalam keadaan tanpa beban, saat digunakan tegangan ini akan turun menjadi 7 - 7,2 Volt, masih sangat cukup untuk men-charge baterai kering 6 V.
    • Bagaimana saat kita men-charge dan baterai menjadi panas ? Itu berarti arus charging yang terlalu besar, kalau cuman hangat (kurang lebih sama dengan suhu nafas kita) tidak masalah (masih tergolng normal). Tapi kalo "hot" banget baru masalah. Bukan cuman saat men-charge ajah, saat baterai digunakan pun, kalau arus yang dkeluarkan "over" juga akan timbul panas. Masalah ini biasanya terjadi pada handphone, saat di-charge daerah baterai terasa panas demikian juga saat dipakai menelpon. Solusinya ya pasrah ajah, uda bawaannya gitu... Atau carilah charger kompatibel yang banyak dijual dipasaran, biasanya charger-charger dengan harga miring ini didesain dengan rangkaian yang arus/tegangan output-nya lebih rendah daripada charger original, misalnya bila charger asli spesifikasinya 5,1 V 800 mA , maka charger kompatibelnya 5 V , 450 mA. Lebih aman, hanya lebih lama juga men-charge-nya. Yang paling oke menurut saya, ya kita harus punya baterai cadangan dan membeli charger kompatibel yag tipenya desktop atau sering disebut universal charger karena bisa men-charge sebarang baterai handphone dengan syarat baterai tersebut dilepaskan dari gadget-nya, makanya kita harus mempunyai dua baterai, jadi saat satu di-charge satunya bisa dipakai.
       Oke, mari kita buat :
    ~ Skema rangkaian untuk trafo CT maupun non-CT seperti ini :
    ~ Komponen yang diperlukan sebagai berikut :

          • Sebuah voltmeter (perlu dimodifikasi dulu) atau VU display (langsung pake)
          • Kapasitor 4700 uF 25 V
          • Trafo (sesuaikan kebutuhan)
          • Diode (4 biji untuk trafo non-CT , 2 biji untuk trafo CT)
          • Resistor 0,1 ohm 5 Watt
    ~ Langkah pertama, buat amperemeternya dulu :
    • Jika yang anda miliki adalah voltmeter, bukalah cover voltmeter seperti ini :
    • Potong kaki resistor dan diode lalu hubungkan seperi ini :
    • Voltmeter telah sama dengan sebuah VU display, selanjutnya beri resistor 0,1 ohm secara paralel seperti ini :


    ~ Rangkailah semua komponen sesuai skema di atas, selesai ....

    Percobaan :
      • Saat accu telah terpakai (tidak full lagi pokoknya)
      • Beberapa saat setelah itu ....
      • Menurunnya arus yang nampak pada amperemeter menunjukkan pengisian berhasil dan accu akan segera terisi penuh bila jarum telah mendekati angka nol
    Selamat mencoba .... !

    Membuat Flasher Yuk !!!

       Berapa harga sebuah flasher atau lampu sign ? Terakhir saya membelinya adalah Rp. 10.000,00 , tidak terlalu mahal, tapi yang mengecewakan adalah kualitasnya. 
       Begini, pada setiap flasher ada keterangan pin / kaki-kakinya plus spesifikasi lampu yang digunakan. Biasanya tertulis 4 x 10 Watt, itu artinya flasher tersebut dapat digunakan untuk menyalakan 2 buah lampu masing-masing 10 Watt (untuk lampu sein <sign bro!> depan belakang) secara bergantian dengan sepasang lagi (kiri atau kanan). Nah, pada saat digunakan ternyata daya lampu tidak terakomodasi dengan memuaskan, bila diberi lampu 10 Watt 2 biji hasilnya flasher tidak kuat, berbau hangus, cepat rusak, atau lampu berkedip tidak teratur.
    Ini masalah !!!
    Karena itulah saya mencari rangkaian flasher yang murah dan terpenting : handal !!!
    Ini dia rangkaiannya :

    Rangkaian yang sangat sederhana, ini komponen yang kita butuhkan :
    • Sebuah resistor 180 ohm                   Rp.     50,00
    • Sebuah kapasitor 4700 uF                 Rp. 1250,00
    • Sebuah relay                                      Rp. 1000,00
              Totalnya tidak sampai Rp 2500,00 ajah !!!

     Cara kerjanya juga sangat sederhana !!! Baca ya, supaya paham....
      • Saat supply diberikan kapasitor akan terisi sehingga tegangan di antara kaki-kakinya menjadi 12 Volt (sesuai tegangan supply), hal ini menyebabkan relay "on" dan 'common' terhubung ke 'normally open', akibatnya lampu menyala. Padahal dengan terhubungnya 'common' dan 'normally open' artinya terjadi rangkaian tertutup antara kapasitor dan resistor, akibatnya energi dalam kapasitor terbuang oleh resistor dan turunlah tegangan kapasitor sehingga relay kembali "off" dan lampu pun padam, itu juga berarti rangkaian kapasitor dan resistor terbuka kembali sehingga kapasitor terisi kembali dan relay "on" lagi, demikian seterusnya sehingga efek yang terlihat adalah seolah-olah lampu berkedip-kedip. Kecepatan kedip dapat diatur dengan mengubah nilai kapasitor dan resistor. Prinsipnya, makin besar kapasitor dan resistor, makin lama interval berkedipnya. Tapi tidak sebarang nilai kapasitor dan resistor dapat dipakai (maksudnya digunakan kapasitor kecil <supaya semakin murah> dan resistor besar <harga resistor sama semua>) , yang kedipannya standar dan paling oke ya itu ajah ....

    Ini gambar komponennya

    Ini jadinya

    Lihat video hasilnya :
    Ini untuk aplikasi lampu 5 Watt

    Ini untuk aplikasi lampu 10 Watt

    Ini untuk aplikasi lampu 55 Watt

    Kesimpulannya rangkaian yang kita buat ini tidak dipengaruhi oleh daya lampu, asalkan tegangan lampu sama dengan tegangan relay dan tegangan sumbernya. Jadi jika sumbernya 6 Volt, semua komponen tinggal diganti yang versi 6 Volt juga, mudah bukan ???

    Problem yang mungkin muncul :
    • Pada relay terdapat kontak yang konon sering aus, apalagi bila dilewati arus besar ??? Mudah !!! Bila anda membeli relay yang transparan akan terlihat susunan kontak-kontaknya, nah bukalah cover transparan itu kemudian teteskan minyak (terserah apa ajah, pokoknya minyak) pada kontak-kontak tersebut, dijamin kontak-kontak relay akan awet.
    Semoga berguna, selamat mencoba !!!!

    Thursday, February 24, 2011

    Create tools that can make the supply voltage is always there every time I need

    Pertama kita membutuhkan peralatan utama sebagai berikut :
    • sebuah tempat yang cukup luas, bekas casing komputer dapat dipakai
    • transformator sebagai penyedia tegangan saat listrik menyala
    • baterai (aki) sebagai penyedia tegangan saat listrik mati
    • inverter DC-AC yang telah jadi (di pasaran terdapat beberapa tipe 300,500, 800, 1200 Watt)
    • kit (PCB + komponen) regulator  tegangan yang biasanya menggunakan IC LM723
    • beberapa fan cooling
    • plat aluminium sebagai pendingin
       Itulah beberapa komponen penting untuk membuat sistem penyedia energi, ini sangat penting bagi penghobi elektronika. Tentunya kita tidak ingin proyek yang sedang dikerjakan harus "terlantar" karena listrik mati, kecuali kalau anda menyediakan genset, ha ha ha ..., itu sangat merepotkan, berisik, polusi, dan tentu saja harus membeli BBM dan oli samping lalu mengukur takaran yang pas, pokoknya repot deh....
       Memang alat kita ini tidak "uniterruptible" seperti UPS, tapi sudah cukup handal menangani persoalan energi selama listrik mati. Bahkan bisa juga digunakan untuk menjalankan beberapa alat berat seperti blender, bor listrik, sampai welder, tidak seperti UPS yang sangat anti dengan penggunaan alat yang sangat induktif seperti itu. Masalah daya juga menjadi problem utama penggunaan UPS, biasanya kapasitas UPS dinyatakan dalam VA, misalnya UPS 600 VA berarti daya yang dapat digunakan sebenarnya tidaklah sebesar itu, masih ada faktor daya (cos phi) yang harus dikalikan sehingga daya sebenarnya makin kecil. Penggunaan peralatan induktif akan semakin memperkecil faktor daya, misalnya sebuah bor listrik dapat mengakibatkan cos phi menjadi hanya 0,1 sehingga dari 600 VA yang dihasilkan UPS hanya 60 Watt yang dapat digunakan. Ini pemborosan !!!!!!
     
    Pembuatan :
       Pertama kita harus mengeluarkan inverter dari tempatnya, untuk penggunaan lebih dari 10 menit panas yang dihasilkan dapat merusak komponen-komponen pentingnya seperti power mosfet dan yang lebih gawat adalah rangkaian osilator yang kelihatannya tidak serviceable. Berdasarkan pengalaman, banyak yang kecewa dengan produk ini karena tidak tahu problem panas ini.
      Kedua buatlah sistem pendinginan yang lebih baik dengan plat aluminium, berikan ruang untuk aliran udara dari fan cooling, sehingga panas yang merusak tidak akan terjadi.
       Ketiga, susunlah peralatan dalam casing dengan skema sebagai berikut :
       Selamat mencoba.....!

    In English  :

    First we need a major equipment as follows:
    • A place that is large enough, a former computer casing can be used
    • Transformer as a provider of voltage during normal power
    • Battery as a provider of voltage during power failure
    • Kit of DC-AC inverter (in the market there are several types of 300,500,800,1200 Watt)
    • Kit (PCB + components) which typically use a voltage regulator IC LM723
    • Some cooling fan
    • Aluminium plate as cooler
       Those are some important components to create a system of energy providers, it is very important for the electronics hobbyist. Of course we do not want to project under construction must be "displaced" because power failure, unless you provide the generator, ha ha ha ... that's very troublesome, noisy, polluted, and of course have to buy fuel and side oil and then measure the dose fit, oh that's really troublesome ....
       It is not "uniterruptible" like UPS, but it was powerful enough to handle energy issues during a power failure. Even can also be used to run some heavy equipment such as blenders, electric drill, and the welder, unlike UPS which is prohibited the use of highly inductive tools. Power problem is also a major problem the use of UPS, the UPS capacity is usually expressed in VA, for example, UPS 600 VA means the power that can be used is not really, there is still power factor (cos phi) to be multiplied, so that the power is actually getting smaller. The use of inductive equipment will further reduce the power factor, for example an electric drill can cause cos phi to only 0.1 so that from 600 VA of UPS is only 60 watts which can be used. It's a waste !!!!!!
     
    Construction:
       First we must remove the inverter from it's original casing, to use more than 10 minutes, the heat generated can damage components such as power mosfet and the importance of a more serious is the oscillator circuit that seems not serviceable. Based on experience, many are disappointed with this product because it does not know this heat problem.
      Second, make a better cooling system with an aluminium plate, give space for air flow from the cooling fan, so that the heat generated  will not occur and damage the other components.
       Third, organize equipment within the chassis with the following scheme:


       Good luck.....!!!